Sabtu, 24 Desember 2011

sebagian dari tubuh eterik manusia ibarat selimut yang menyelimuti tubuh jasmani, berupa medan energi tertentu, yang itu akan bisa "menghilangkan" apapun bila masuk kedalamnya, tubuh manusia tidak menjadi hilang karena medan energi ini, sebab fitrahnya sudah di setting demikan oleh Allah, tetapi karena suatu hal, benda benda bisa hilang masuk kedalam lapisan ini bila adanya dorongan energi dari luar, karena inilah sihir, debus, pemasangan susuk, bahkan kemampuan teleportasi orang zaman dahulu, dan sebagainya itu bisa terjadi (*tranformasi energi/ benda benda) seseorang yang mendalami ilmu kesaktian sangat memungkinkan memiliki kemampuan seperti ini, sedangkan para pejalan ruhani tidak menginginkan hal seperti ini meski demikian letak persamaannya adalah pada pengelolaan alam pararel yang sebenarnya terjadi pada manusia, dimana sebuah keberadaan manusia terkait rumusan dan dimensinya masing masing yang rangkap itu. jadi perjalanan ruhani yang benar itu sebenarnya jiwa kita menempuh dari marhalah marhalah yang ada post post nya di makrokosmos, terminal terminalnya berupa dimensi dimensi non duniawi dan itu pada Al Quran sudah disebutkan golongan golongannya, sehingga(*misalnya) seorang syakir(*orang ahli bersyukur) akan juga berada bersama pesyukur lainnya dan didunia(*sosialisasi) mereka menjadi sinkron dalam suatu pergaulan, sebab jiwa mereka berada dalam suatu dimensi/komunitas yang sama maksud obrolan singkat ini adalah, bahwa sebenarnya kita sebagai manusia masih banyak potensi yang belum terungkap misterinya secara science, meski sebenarnya manusia zaman kuno sudah pernah mempunyai pencapaian tentang itu, semoga kelak ini semua akan bisa berdampingan dengan science, dan saya yakin itu bisa terjadi, sebab manusia semakin tidak puas dengan pencapaian yang telah ada, dan sepertinya itu adalah fitrah adam yang loba, semoga ini adalah loba tetapi dari sisi yang baik, sebagai manusia yang selalu eksplorasi alam sesuai dengan karunia yang telah menjadi kehendak_Nya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar